Sejumlah ilmu beladiri, seperti karate, judo, taekwondo, sudah menjadi kegiatan ekstrakulikuler baik di SD, SMP dan SMU di Jakarta. Pencak silat yang merupakan kebudayaan bangsa sendiri, juga ikut menjadi kegiatan eskul. Namun rupanya, tidak semua jenis pencak silat mantap bertahan. Silat Betawi seperti Beksi, rupanya agak terseok-seok untuk maju.
"Hambatan pencak silat, seperti Beksi (pencak silat khas Jakarta) ini, kurangnya manajemen organisasi dengan baik, belum lagi soal dana," kata Ketua Umum Perguruan Pencak Silat (PPS) Beksi H Hasbullah, Haji Basyir, dalam obrolannya bersama detikcom di kediaman dan padepokannya di Jl KPBD, Kampung Baru, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, Selasa (25/5/2010).
Pencak silat Beksi, lanjut Basyir, saat ini baru diajarkan di tiga sekolah, yaitu di Putra Satria, Maambaul Ulum dan SMUN 90 Petukangan, Jakarta Selatan. Beksi diharapkan bisa memasuki semua sekolah di DKI Jakarta, karena merupakan bagian dari kebudayaan Betawi.
"Tidak tertutup kemungkinan kita bisa mengajak Dinas Pendidikan agar ini dijadikan kurikulum. Tapi kita harus berbentuk lembaga hukum, seperti yayasan. Ini sedang kita rintis," terangnya.
Basyir mengakui anak muda memang kurang berminat mempelajari silat Beksi. Apalagi di Jakarta, banyak ilmu beladiri luar negeri yang baru masuk dan dianggap lebih modern misalnya saja Capoeira dari Brazil. Para guru silat Beksi pun melakukan sejumlah modifikasi dengan membuat formasi jurus, agar silat Beksi lebih mudah dipelajari.
"Kalau orang sudah tahu kegunaan atau makna jurus itu, akan lebih tertarik. Orang Swedia saja ada yang belajar, karena tekniknya tidak kalah dengan Aikido dan Jujitsu. Jurus kunciannya mematikan juga," tegasnya.
Silat Beksi adalah hasil akulturasi budaya Betawi dan China. Dahulu, penciptanya adalah Lie Cheng Oek, warga keturunan China dari Kampung Dadap, Tangerang Banten. Silat Beksi kini sudah diajarkan sekitar empat generasi, termasuk salah satu cabangnya, silat Beksi Haji Hasbullah yang merupakan murid Lie Cheng Oek. Para murid silat Beksi mencoba membangun komunikasi terutama dengan generasi tua, namun itu bukan perkara gampang.
"Orang Betawi kan adatnya, siapa elu mau ajak-ajak gue?" kata Basyir.
Basyir mengakui, orang mulai tertarik belajar silat Beksi karena ketokohan guru besar PPS Beksi H Hasbullah yang menampilkan silat Beksi dalam film 'Darah Muda' yang dibintangi Rhoma Irama. "Belum lagi adanya film Si Pitung, termasuk sinetronya di televisi, itu ada pengaruhnya juga," kata Basyir yang saat ini berprofesi sebagai pedagang di Pasar Tanah Abang, Jakarta Pusat itu.
Sementara, Koordinator Pelatih PPS Beksi H Hasbullah, Endang (42) juga menambahkan, saat ini pihaknya tengah mengajukan sejumlah proposal kepada seluruh sekolah yang ada di DKI Jakarta. Isinya antara lain, mengajukan agar silat Beksi bisa mendapatkan tempat sebagai pelajaran tambahan.
"Beksi, atau silat lainnya sebenarnya bisa menjadi media dakwah, pembinaan mental. Bukan berarti belajar silat, itu siswa diajarkan berantem, tawuran. Justru sebaliknya, bagaimana mengendalikan emosi dan mental. Silat itu olahraga dan seni juga," terangnya.
0 komentar:
Posting Komentar